Resensi Novel "Gadis Pantai" Karya Pramoedya Ananta Toer




Judul               : Gadis Pantai
Pengarang       : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit           : Lentera Dipantara    
Tahun terbit     : 2011
Tebal               : 272 halaman

            Sebuah novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Gadis Pantai menceritakan kisah gadis kampung nelayan di pesisir Utara Jawa Tengah, Kabupaten Rembang. Ia masih berusia empat belas tahun dan menjadi kembang desa di kampung nelayan tersebut. Suatu hari ia dibawa ke sebuah tempat pesinggahan pembesar untuk dijadikan istri. Setelah menjadi istri bendoro, gadis pantai itu mempunyai sebutan bendoro putri.

            Ia meninggalkan semua aktivitasnya selama di kampung dan digantikan dengan mengurus keresidenan. Gadis pantai di bantu dan dilayani oleh pelayan tua yang setia. Suatu kejadian membuat pelayan tua itu diusir oleh bendoro. Gadis itu menyadari bahwa ia diperistri hanya sebagai gundik atau Mas Nganten yaitu pemuas seks pembesar. Setelah ditinggalkan pelayan tua, gadis pantai harus mengurus semuanya sendiri. Hingga pada akhirnya gadis pantai mengandung dan melahirkan anak dari bendoro. Pembesar itu mengusir gadis pantai setelah anaknya dilahirkan. Namun, gadis pantai tidak boleh membawa anaknya pulang. Karena merasa sangat malu, gadis pantai tidak pulang ke kampungnya, melainkan pergi ke Blora dan berusaha mencari pelayan tua yang dulu melayaninya.

            Novel ini menusuk paham feodalisme Jawa yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan karena membeda-bedakan manusia berdasarkan status sosial. Pram menulis cerita ini dengan apik sehingga pembaca dapat masuk ke dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Cerpen "Sesaat Sebelum Berangkat" Karya Puthut E.A.

Resensi Cerpen "Penumpang Kelas Tiga" Karya A.A. Navis

Resensi Puisi "Kerendahan Hati" Karya Taufik Ismail